Selamat datang

Selamat datang di blog saya semoga bermanfaat

html/javascript

java script

ummu dzakwan

oke

Cari Blog Ini

Laman

Minggu, 25 Juli 2010

teori terjadinya Kecelakaan kerja

Berikut ini adalah beberapa defenisi kecelakaan dan kecelakaan Kerja menurut beberapa ahli :
  • Defenisi Kecelakaan Kerja menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) Nomor: 03/Men/1998 adalah   suatu kejadian yang tidak dikehendaki  dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan  korban jiwa dan harta benda.
  • Menurut Foressman Kecelakaan Kerja adalah terjadinya suatu kejadian akibat kontak antara ernegi yang berlebihan (agent) secara acut dengan tubuh yang menyebabkan kerusakan jaringan/organ atau fungsi faali.
  • Sedangkan defenisi yang dikemukakan oleh Frank E. Bird Jr. kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas atau struktur.
  • Kecelakaan kerja (accindent) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak di inginkan yang merugikan terhadap manusia, merusakan harta benda atau kerugian proses (Sugandi, 2003)
  • Word Health Organization (WHO) mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dipersiapkan penanggulangan sebelumnya, sehingga menghasilkan cidera yang riil
Secara umum Kecelakaan kerja di bagi menjadi dua golongan.
  • Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
  • Kecelakaan dalam perjalanan (Community Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja
Beberapa teori tentang penyebab Kecelakaan Kerja
Banyak Faktor yang dapat menjadinya sebabnya kecelakaan kerja. Ada faktor yg m’rupakan unsur tersendiri dan beberapa diantaranya adalah faktor yg menjadi unsur penyebab bersama-sama.
Beberapa teori yang banyak berkembang adalah :
  1. Teori kebetulan murni ( pure chance   theory) mengatakan bahwa kecelakaan terjadi atasKehendak Tuhan, secara alami dan kebetulan saja kejadiannya, sehinggatak adapola yang jelas dalam rangkaian peristiwanya.
  2. Teori Kecenderungan (Accident Prone Theory), teori ini mengatakan pekerja tertentu lebih sering tertimpa kecelakaan, karena sifat-sifat pribadinya yang memang cenderung untuk mengalami kecelakaan.
  3. Teori tiga faktor Utama (There Main Factor Theory), mengatakan bahwa penyeba kecelakaan adalah peralatan, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri.
  4. Teori Dua Factor (Twa Factor Theory), mengatakan bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condition) dan perbuatan berbahaya (unsafe action)
  5. Teori Faktor manusia (human fctor theory), menekankan bahwa pd akhirnya semua kecelakaan kerja, langsung dan tdk langsung disebabkan kesalahan manusia.
  6. Teori Domino (domino seguence theory). Thompkin (1982) memberikan gambaran di dalam teori domino Henirich, yang intinya adalah
Lebih lanjut, teori mengenai terjadinya kecelakaan kerja dapat di upayakan pencegahannya dengan mekanisme terjadinya kecelakaan kerja di uraikan “domino seguence “ berupa berikut ini.
  1. Ancestry and social enviroment, yakni pada org yg keras kepala m’punyai sifat tidak baik yg di peroleh krn factor keturunan, pengaruh ling & penddk, m;gakibbat seseorang bekerja kurang hati 2 & banyak m’buat kesalahan.
  2. Fault of person, mrpkan rangkaian dr faktor ketrunan & lingnya, yang menjurus pada tindakan yg salah dlm m’lakukan pekerjaan
  3. Unsafe Act and or mechanical or Physical hazard, tindakan berbahaya disertai bahaya mekanik dan fisik lain, memudahkan terjadinya rangkaia berikutnya.
  4. Accident, peristiwa kecelakaan yg menimpa pekerja dan umumnya disertai oleh berbagai kerugian
  5. Injury, kecelakaan m’gakibatkan cedera/lika ringan maupn berat menuju kecacatan dan bahkan kematian.
Dalam banyak literatur beberapa ahli menjabarkan bahwa meningkatkan kecelakaan kerja juga menggambarkan tentang kemerosotan suatu bangsa, berikut adalah beberapa indikasi kemunduran suatu bangsa menurut Thomas Lickona :
  1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja
  2. Penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk
  3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan
  4. Meningkatnya perilaku yang merusak diri seperti narkoba, sex bebas, dan alkohol
  5. Kaburnya pedoman moral baik dan buruk
  6. Penurunan etos kerja
  7. Rendahnya rasa hormat kepada orangtua dan guru
  8. Rendahnya rasa tanggung jawab baik sebagai individu dan warga negara
  9. Ketidakjujuran yang telah membudaya
  10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama
Teori Analisa kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
  1. Teori Domino (domino seguence theory). Thompkin (1982) memberikan gambaran di dalam teori domino Henirich, yang intinya adalah
2.  Teori Faktor Manusia (Human Factor Theory), Teori ini menganggap bahwa semua kejadian kecelakaan di   sebabkan oleh manusia (Humam error). Kesalahan yang dilakukan berupa :
a. Work over loaded. Yang di maksud Work over loaded di sini adalah penjumlahan tugas yang harus dilaksanakan, lingkungan kerja, faktor internal (stress, emosi, perilaku)& faktor eksternal (instruksi tidak jelas, kompensasi)
b. Reaksi yang tidak tepat (inappropriate respons),
-  Sikap mengabaikan standar keselamatan
-  Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
-  Mengabaikan petunjuk kerja.
c.  Aktifitas yg tidak tepat (inappropriate activities)
-  salah dlm menilaibesarnya resiko
-  tidak ada training untuk pekerja
3.  Teori Accident/incident (peterson)
Teori ini merupakan pengembangan dari teori human actor :
-  Dgn m’nambahka factor ergonomi (ergonomi traps)
-  Salah dlm m’gambil keputusan (decision to err)
-  Kegagalan system (system failure) termasuk kebijakan Tj, pelatihan, inspeksi, koreksi &standart.
4.  Teori Epidemiologi
Terjadinya kecelakaan karena ketidak serasian antara: peran tenaga kerja (host), Alat kerja (agent), Lingkungan kerja (Enviroment).
5.  Teori sistem.
Teori ini melihat ouput/produk yg di hasilkan oleh berbagai komponen yg dirangkai dlm suatu sistem. Dlm K3 output/produk atau kecelakaan. Komponen yg menghasilkan kecelakaan adalah: tenaga kerja, alat kerja, lingkungan kerja, fasilitas kerja & manajemen.
6.  Teori Kombinasi
Teori kombinasi merupakan dua ataulebih dari teori 2 di atas. Teori ini di perlukan jika suatu teori tidak cukup untuk menjelaskan suatu kejadian kecelakaan, di harapkan dgn melakukan gabungan bbrp teori mejawab  “ mengapa terjadi kecelakaan”.
Tujuan Pencegahan Kecelakaan kerja di dasarkan pada 3 hal :
1.  Perikemanusian.
Pekerja bukan lah mesin yang dapat di perlukan sebagai benda mati. Sebagai sesama manusia, pekerja juga menuntut untuk di perlakukan sebagai manusia yang utuh. Kecelakaan pd pekerja dpt mengakibatkan kesdihan bahkan kematian. Dampak dari kecelakaan kerja akan lebih lanjut dirsakan bila pekerja yg bersangkutan adalah kepala keluarga yg bekerja untuk menafkahi keluargannya. Perasaan kehilangan bertambah dengan memberatnya beban ekonomi keluarga.
2.   Mengurangi Ongkos Produksi
Berkurang kecelakaan kerja akan mengurangi ongkos produksi yang disebabkan oleh biaya langsung & biaya tidak langsung dr suatu kecacatan.
3.  Kelangsungan Produksi
Kesanggupan perusahaan untuk berproduksi secara terus menerus m’rupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Bagaimanapun ringannya suatu kecelakaan, pada hakekatnya mengakibatkan hilangnya waktu produksi yg besarnya sesuai dengan derajat cacat yg terjadi.
A.  Tujuan Umum K3 sesuai gdn UU No.1 th 1970 adalah :
  1. Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dpt diwujudkan peningkatan produksi dan produktifitas kerja.
  2. Melindungi setiap orang lain yg berada di tempat kerja yg selalu dlm keadaan selamat dan sehat
  3. Melinduungi bahan dan peralatan produksi agar di capai secara aman dan efisien.
B.  Tujuan khusus:
  1. Mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja kebakaran, peledakan dan PAK.
  2. Mengamankam mesin, instalasi, pesawat, alat, bahan dan hasil produksi.
  3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian antara pekerjaan denganmanusia atau antara manusia dengan pekerjaan.

Sabtu, 24 Juli 2010

Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid-medicastore.com

Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid-medicastore.com

NYERI HAID

NYERI HAID

I. PENDAHULUAN

Setiap bulan, secara periodik, seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi_meluruhnya jaringan endometrium karena tidak adanya telur matang yang dibuahi oleh sperma_peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, di antaranya adalah nyeri haid.
Beberapa tahun yang lalu, nyeri haid hanya dianggap sebagai penyakit psikosomatis. Akan tetapi, karena keterbukaan informasi dan pesatnya ilmu pengetahuan berkembang, nyeri haid mulai banyak dibahas. Banyak ahli yang telah menyumbangkan pikiran dan temuannya untuk mengatasi nyeri haid.
Dahulu, wanita yang menderita nyeri haid hanya bisa menyembunyikan rasa sakitnya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukannya dan ke mana ia harus mengadu. Keadaan itu diperburuk oleh orang di sekitar mereka yang menganggap bahwa nyeri haid adalah rasa sakit yang wajar yang terlalu dibesar-besarkan dan dibuat-buat oleh wanita bahkan beberapa orang menganggap bahwa wanita yang menderita nyeri haid hanyalah wanita yang mencari perhatian atau kurang diperhatikan. Anggapan seperti ini sudah mulai hilang beberapa tahun yang lalu. Sekarang baru diketahui bahwa nyeri haid adalah kondisi medis yang nyata yang diderita wanita. Banyak metode yang telah dikembangkan oleh ahli di bidangnya yang bertujuan untuk mengatasi nyeri haid.
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan nyeri haid dan cara mengatasinya. Agar pembaca dapat dengan mudah memahami makalah ini, bagian II akan membahas terlebih dahulu proses menstruasi dan hal yang terjadi di dalamnya, nyeri haid dan penggolongannya, kemudian dijelaskan cara atau metode untuk mengatasi nyeri haid.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka yang berupa buku, artikel, dan informasi dari internet.
II. MENSTRUASI
Seorang wanita subur, selama kira-kira 38 tahun, setiap bulannya, akan melepaskan sel telur matang yang dikeluarkan secara bergantian dari salah satu indung telur. Pematangan telur dirangsang oleh organ kecil yang berada di dasar otak yang disebut hipofisis.
Selama haid, proses pematangan telur telah dimulai. Sesudah 14 hari, proses pematangan telah selesai dan telur melepaskan diri dari indung telur (ovulasi). Rumbai-rumbai yang mengelilingi saluran telur akan menangkap telur. Melalui saluran telur, telur menuju ke arah ruang rahim. Di saluran telur, sel telur dapat bertemu dengan sperma (benih dari pria) yang datang dari arah yang berlainan (dari ruang rahim). Telur dapat dibuahi oleh salah satu benih itu (ada kira kira 200 juta sperma yang masuk melalui vagina). Jika telur yang telah dibuahi itu sampai ke ruang rahim, selaput lendir ruang rahim telah siap untuk menerima telur. Sebelumnya, rahim telah menerima isyarat melalui hormon esterogen dan progesteron bahwa akan datang sel telur yang telah matang. Selaput lendir ruang rahim mempersiapkan diri dengan baik untuk dapat menerima telur.
Jika dalam perjalanannya telur tidak bertemu dengan sperma, telur akan mati beberapa jam setelah lepas dari indung telur. Selaput lendir ruang rahim seakan-akan sia-sia mempersiapkan diri untuk menerima telur. Hipofisis juga memperhatikan hal itu. Kira-kira 14 hari setelah pelepasan telur, lapisan paling luar dari selaput lendir rahim diberi isyarat bahwa bagian itu perlu diganti. Secara tiba-tiba, lapisan itu lepas sehingga menyebabkan perdarahan. Itulah haid atau menstruasi.
Selama perdarahan itu, pada indung telur dimulai lagi pematangan sel telur baru. Dari seluruh daur selama sebulan, tidak akan diketahui apa-apa selain perdarahan. Seluruh proses yang rumit itu terjadi dalam tubuh dan tersembunyi.
III. NYERI HAID
Dalam istilah medis, nyeri haid disebut dismenore. Nyeri itu ada yang ringan dan samar-samar, tetapi ada pula yang berat, bahkan beberapa wanita sampai pingsan karena tidak kuat menahannya. Separuh dari wanita terganggu oleh nyeri haid (lihat kingstone, Beryl. Mengatasi Nyeri Haid. Halaman 21).
Dahulu, dismenore disisihkan sebagai masalah psikologis atau aspek kewanitaan yang tidak dapat dihindari, tetapi sekarang dokter mengetahui bahwa dismenore merupakan kondisi medis yang nyata. Meskipun demikian, penyebabnya yang pasti, masih kurang dimengerti.
Penyebab nyeri haid bisa bermacam-macam, bisa karena suatu proses penyakit (misalnya radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan letak uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang berlebihan. Akan tetapi, penyebab yang tersering nyeri haid diduga karena terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.
Nyeri haid dapat digolongkan berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan yang dapat diamati. Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore spasmodik dan dismenore kongestif. Sedangkan berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.
Berdasarkan jenis nyeri, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore spasmodik dan dismenore kongestif.
Nyeri spasmodik terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau segera setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat mengerjakan apa pun. Ada di antara mereka yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Kebanyakan penderitanya adalah wanita muda walaupun dijumpai pula pada kalangan yang berusia 40 tahun ke atas. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hal seperti itu.
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-hari sebelumnya bahwa masa haidnya akan segera tiba. Dia mungkin akan mengalami pegal, sakit pada buah dada, perut kembung tidak menentu, beha terasa terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, nyeri haid dapat dibagi menjadi, dismenore primer dan dismenore sekunder.
Dismenore primer sering dimulai pada waktu wanita mendapatkan haid pertama dan sering dibarengi rasa mual, muntah, dan diare. Gadis dan wanita muda dapat diserang nyeri haid primer. Dinamakan dismenore primer karena rasa nyeri timbul tanpa ada sebab yang dapat dikenali. Nyeri haid primer hampir selalu hilang sesudah wanita itu melahirkan anak pertama, sehingga dahulu diperkirakan bahwa rahim yang agak kecil dari wanita yang belum pernah melahirkan menjadi penyebabnya, tetapi belum pernah ada bukti dari teori itu.
Nyeri haid yang disebabkan karena kelainan yang jelas dinamakan dismenore sekunder. Nyeri haid yang baru timbul 1 tahun atau lebih sesudah haid pertama dapat dengan mudah ditemukan penyebabnya melalui pemeriksaan yang sederhana. Jika pada usia 40 tahun ke atas timbul gejala nyeri haid yang tidak pernah dialami, penting sekali baginya untuk memeriksakan diri. Nyeri haid sekunder dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
    1. Rahim yang terbalik sehingga membuat darah haid tidak mudah dikeluarkan, tetapi penyebab itu lebih jarang daripada yang diperkirakan sebelumnya;
    2. Benjolan besar atau kecil di rahim dapat menimbulkan keluhan perdarahan yang banyak atau sering disertai gumpalan darah;
    3. Peradangan selaput lendir rahim. Hal itu biasanya hanya terjadi-dan jarang terjadi-sesudah persalinan atau keguguran. Peradangan dapat pula terjadi akibat penyakit kelamin yang dilalaikan;
    4. Pemakaian spiral;
    5. Endometriosis. Pertumbuhan jaringan lapisan rahim di tempat lain di dalam ruang panggul;
    6. Fibroid atau tumor;
    7. Infeksi pelvis.
IV. PENGOBATAN
Beberapa cara pengobatan di bawah ini mungkin dapat menghilangkan atau minimal membantu mengurangi nyeri haid yang mengganggu. Cara tersebut antara lain obat-obatan, rileksasi, hipnoterapi, dan berbagai alternatif pengobatan.
A. Obat-obatan
Wanita dengan dismenore primer banyak yang dibantu dengan mengkonsumsi obat anti peradangan bukan steroid (NSAID) yang menghambat produksi dan kerja prostaglandin. Obat itu termasuk aspirin, formula ibuprofen yang dijual bebas, dan naproksen. Untuk kram yang berat, pemberian NSAID seperti naproksen atau piroksikan dapat membantu. Tidak ada satu pun NSAID yang superior_tiap orang menanggapi setiap obat dengan berbeda_sehingga perlu dicoba beberapa jenis obat sampai menemukan satu obat yang dapat bekerja dengan baik.
Beberapa dokter meresepkan pil KB untuk meredakan dismenore, tetapi hal itu tidak dianggap sebagai penggunaan yang tepat. Namun, hal itu dapat menjadi pengobatan yang sesuai bagi wanita yang ingin menggunakan alat KB berupa pil.
Dismenore sekunder ditangani dengan mengidentifikasi dan mengobati sebab dasarnya. Hal itu memerlukan konsumsi antibiotik atau obat lain tergantung pada kondisi tertentu.
  1. Rileksasi
    Tubuh kita bereaksi saat kita stres maupun ketika kita dalam keadaan rileks. Saat kita terancam atau takut, tubuh kita memberikan 2 macam reaksi, ‘fight or flight’, yang dicetuskan oleh hormon adrenalin. Otot tubuh menjadi tegang, napas lebih cepat, jantung berdenyut lebih cepat, tekanan darah meninggi untuk menyediakan oksigen bagi otot tubuh, gula dilepaskan dalam jumlah yang banyak dari hati untuk memberikan ‘bahan bakar’ bagi otot, keseimbangan natrium dan kalium berubah, dan keringat mulai bercucuran. Tanda pertama yang menunjukan keadaan stres adalah adanya reaksi yang muncul yaitu menegangnya otot.
    Akan tetapi, jika kita rileks maka kita menempatkan tubuh kita pada posisi yang sebaliknya. Otot tidak tegang dan tidak memerlukan sedemikian banyak oksigen dan gula, jantung berdenyut lebih lambat, tekanan darah menurun, napas lebih mudah, hati akan mengurangi pelepasan gula, natrium dan kalium dalam tubuh kembali seimbang, dan keringat berhenti bercucuran.
    Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress. Karena hormon seks esterogen dan progesteron serta hormon stres adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon seks tersebut. Jadi, dapat kita lihat perlunya rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dari nyeri.
    Beberapa posisi yoga dipercaya dapat menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing. Sebuah latihan yang dirancang untuk meningkatkan kondisi otot berguna juga untuk mengatasi nyeri saat haid (lihat majalah Nirmala edisi no.09/II/September 2000 untuk lebih mengetahui kombinasi gerakannya).
  2. Hipnoterapi
    Salah satu metode hipnoterapi adalah mengubah pola pikir dari yang negatif ke positif. Pendekatan yang umumnya dilakukan adalah memunculkan pikiran bawah sadar agar latar belakang permasalahan dapat diketahui dengan tepat.
    Elyarnis -31 tahun- berhasil menghilangkan rasa sakit saat menstruasi dan melahirkan setelah ia mencoba metode hipnoterapi.
    Caranya adalah saat menstruasi belum datang, rilekskan tubuh dalam posisi terlentang di tempat tidur dengan kedua tangan berada disamping tubuh. Nonaktifkan pikiran. Dengan mata yang terpejam, sadari kondisi saat itu. Setelah benar-benar rileks dan nyaman, pelan-pelan instruksikan pada diri sendiri sebuah perintah yang bunyinya, "rasa sakit yang biasanya datang saat menstruasi, hilang!". Ucapkan kalimat itu berulang-ulang dalam hati sembari meyakini bahwa hal itu pasti akan terjadi. Sekitar 15 kemudian, buka mata. Maka anda akan merasa segar dan nyaman, dan pikiran terasa lepas dari beban.
    Instruksi itu dengan sendirinya menunjukan pola pikir kita telah berubah. Menstruasi itu tidak harus sakit. Selama ini pikiran kita terpola bahwa menstruasi itu sakit, maka benar-benar sakit.
    Seminggu sesudah terapi, meskipun jadwal menstruasi tinggal 1 hari lagi datang, ia tidak merasakan apa-apa. Ketika haid muncul, tidak ada rasa panas dan nyeri yang biasa menyertainya. Pegal-pegal sedikit memang masih ada tapi tidak terasa mengganggu (lihat majalah Senior edisi 169/4-10 Oktober 2002 halaman 21).
  3. Alternatif pengobatan
Selain pemakaian obat penawar sakit tanpa resep, relaksasi, dan hipnoterapi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid.
  1. Suhu panas merupakan ramuan tua yang patut dicoba. Gunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas di perut dan punggung bawah, serta minum minuman yang hangat. Mandi air hangat juga dapat membantu.
  2. Tidur dan istirahat yang cukup, serta olah raga teratur (termasuk banyak jalan). Beberapa wanita mencapai keringanan melalui olah raga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak, penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktivitas selama haid.
  3. Pada kasus yang sangat jarang dan ekstrim, kadang diperlukan eksisi pada saraf uterus.
  4. Sebuah terapi alternatif, yaitu visualisasi_konsentrasi pada warna sakit sampai mencapai penguasaan atasnya_dapat membantu mengurangi nyeri haid.
  5. Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat menolong. V. Kesimpulan
    1. Nyeri haid atau dismenore merupakan suatu keadaan medis yang nyata dan dapat mengganggu wanita jika tidak diatasi dengan benar.
    2. Nyeri haid atau dismenore dapat dibagi menjadi beberapa bagian.
      1. Berdasarkan jenis nyeri:
        1. Dismenore spasmodik atau kejang;
        2. Dismenore kongestif atau pegal menyiksa.
      2. Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat dikenali:
    1. Dismenore primer;
    2. Dismenore sekunder.
    1. Beberapa pengobatan yang dapat menghilangkan atau minimal mengurangi nyeri haid antara lain:
  1. Obat-obatan;
  2. Relaksasi;
  3. Hipnoterapi;
  4. Dan beberapa alternatif atau pengobatan tambahan seperti : kompres air hangat, olah raga teratur, terapi visualisasi, aroma terapi, pemijatan, dan lain-lain.
VI. Daftar pustaka
Kingston, Beryl. 1991. Mengatasi Nyeri Haid. Jakarta. Arcan
Braam, Wiebe. 1978. 100 Pertanyaan Mengenai Haid, Jakarta. Sinar Harapan
Tabloid Senior. Edisi no169/4-10 Oktober 2002. Rubrik Testimony
Tabloid Nirmala. Edisi no 09/II/September/2000
www.kesrepro.info
www.hanyawanita.com
www.bhineka.com
www.satuned.com

Sabtu, 10 Juli 2010

BUDAYA KESELAMATAN

Budaya keselamatan adalah karakteristik sikap, nilai, dan aktivitas mengenai pentingnya keselamatan.  Rendahnya budaya keselamatan cenderung meningkatkan biaya ekonomi dan lingkungan seperti penurunan produksi, biaya medis, polusi dan penggunaan enerji yang tidak efisien.    Sebab dari rendahnya budaya keselamatan adalah lemahnya manajemen sumber daya manusia (pelatihan, kondisi kerja, jam kerja) dan manajemen proses (prosedur, sistem keselamatan). Hal ini pada gilirannya berdampak terhadap manusia, komunitas dan bisnis.
Budaya keselamatan kerja memegang peranan sangat penting dalam
membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja. Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui budaya keselamatan kerja dan perilaku pekerja terhadap
keselamatan kerja pada proyek konstruksi, serta untuk mengetahui pengaruh
budaya keselamatan kerja pada perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja.
Penelitian ini mengusulkan suatu model pengaruh yang terdiri dari enam faktor
budaya keselamatan kerja dan satu faktor perilaku pekerja terhadap keselamatan
kerja berdasarkan literatur yang ada. Diperoleh data sebanyak 207 kuesioner dari
pekerja pada tiga proyek konstruksi di Surabaya.
Hasil analisa menunjukkan budaya keselamatan kerja dan perilaku
pekerja terhadap keselamatan kerja pada proyek konstruksi cukup baik. Hasil
Anova berdasarkan jenis proyek menunjukkan banyak perbedaan signifikan pada
jawaban responden mengenai variable-variabel yang ditinjau. Hasil uji model
pengaruh dengan teknik structural equation modelling menunjukkan hanya empat
faktor budaya keselamatan kerja yang mempengaruhi perilaku pekerja terhadap
keselamatan kerja secara signifikan. Keempat faktor tersebut adalah komitmen top
manajemen, peraturan dan prosedur keselamatan kerja, komunikasi, dan
keterlibatan pekerja.
Disimpulkan bahwa budaya keselamatan kerja dimulai dari komitmen
top manajemen, sedangkan peraturan dan prosedur keselamatan kerja berfungsi
sebagai pengendali perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja pada pelaksanaan
konstruksi.

Jumat, 09 Juli 2010

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

I. Pengertian dasar/definisi K3 (Occupational Health and Safety)
 
Definisi tentang K3 adalah yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint safety and Health
Committee, yaitu :
"Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest
degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the prevention
among workers of departures from health caused by their working conditions; the
protection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse to
health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment
adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize the
adaptation of work to man and each man to his job".
Bila dicermati definisi K3 di atas maka definisi tersebut dapat dipilah-pilah dalam beberapa
kalimat yang menunjukkan bahwa K3 adalah :
a. Promosi dan memelihara deraja tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan.
b. Untuk mencegah penurunan kesehatan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan mereka.
c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dari risiko yang timbul dari faktor-faktor
yang dapat mengganggu kesehatan.
d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi
fisologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesuaian antara pekerjaan
dengan pekerja dan setiap orang dengan tugasnya.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu tujuan dari K3 yaitu untuk menjaga dan
meningkatkan status kesehatan pekerja pada tingkat yang tinggi dan terbebas dari faktorfaktor
di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Definisi K3 yang dirumuskan oleh ILO dan WHO dapat ditelaah dengan menggunakan
sistematika 4W (What, Who, When, Where) dan 1 H (How).

What
Kata “what” berarti apa atau apakah. Dalam konteks pembahasan ini sesuai dengan definisi
di atas maka yang dimaksud dengan what adalah apa yang menjadi perhatian dalam
keilmuan K3. Dari definisi di atas terlihat konsern K3 yang dirumuskan lebih memperhatikan
Intro to OHS (K3) Hendra-2000
aspek kesehatan dengan penekanan terhadap pengendalian terhadap potensi-potensi
hazard yang ada di lingkungan kerja. Pada definisi di atas juga terlihat sedikit mengenai
aspek keserasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja (aspek ergonomic).

Who
Pada definisi di atas yang dimaksud dengan “who” adalah semua pekerja yang berada di
tempat kerja mulai dari level tertingi dalam manajemen sampai level terendah. Aspek yang
diperhatikan meliputi fisik, mental dan kesejahteraan sosial.

When
Bila merujuk pada definisi di atas yang mana terdapat kata promotion, prevention, protection,
dan maintenance, menunjukkan bahwa K3 dalam penerapannya dilakukan di semua tahapan
proses. Tahapan yang dimaksud misalnya tahap disain (preventif dan promotif), tahap proses
berjalan (protection dan maintenance) serta dapat dilakukan pada saat pasca operasi
khusunya untuk penanganan masalah keselamatan dan kesehatan produk dan masalah
limbah produksi.

Where
Where yang berarti di mana pada definisi di atas berarti tempat di mana K3 harus di jalankan
atau dilaksanakan. Bila merujuk pada definisi di atas, maka tempat penerapan K3 adalah
pada setiap pekerjaan di lingkungan kerja.

How
How yang berarti bagaimana maksudnya adalah bagaimana metode untuk melaksanakan K3
di lingkungan kerja pada semua jenis pekerjaan. Terlihat bahwa penerapan K3 menurut
ILO/WHO adalah dengan melakukan promotive, preventive, protective, maintenance dan
adaptative.

Bila dikaji lebih dalam tentang definisi K3 oleh ILO/WHO maka dapat dilihat beberapa hal :

1. Aspek K3 bukan hanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan pekerja di tempat
kerja, tapi K3 juga mencakup aspek keselamatan yang berdampak terhadap
timbulnya loss di tempat kerja baik orang, peralatan, lingkungan maupun finansial.
Intro to OHS (K3) Hendra-2000
2. Definisi diatas tidak menggambarkan basik keilmuan yang mendasari keilmuan K3,
semestinya suatu defini harus mempunyai struktur keilmuan (body of knowledge)
yang membangun keilmuan tersebut.

Bila dibandingkan dengan definisi K3 yang dikeluarkan oleh OSHA, yaitu :
Occupational Health and Safety concerns the application of scientific principles in
understanding the nature of risk to the safety of people and property in both industrial
and non industrial environments. It is multi-disciplinary profession based upon
physics, chemistry, biology, and the behavioral sciencies with applications in
manufacturing, transport, storage, and handling of hazardous materials and domestic
and recreational activities.
 Pada definisi yang dikemukakan oleh OSHA, terlihat bahwa K3 merupakan multi
disiplin yang dikembangkan dari keilmuan fisika, kimia, biology dan ilmu-ilmu perilaku.

3. Definisi K3 menurut ILO/WHO penerapannya hanya terbatas pada pekerja,
sedangkan K3 bukan hanya dilaksanakan di tempat kerja, tapi sudah mencakup
aspek-aspek yang sifatnya bagi masyarakat umum.
4. Definisi K3 dari ILO/WHO sudah mencakup dan memandang pentingnya keserasian
antara pekerjaan dengan pekerja baik secara fisiologis maupun psikologis.
(Penerapan konsep ergonomi)
5. Definisi di atas belum menyentuh aspek ilmu perilaku (behavioral sciences) yang
mana pada kenyataannya aspek perilaku pekerja merupakan faktor terbesar yang
mempunyai kontribusi terhadap timbulnya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.

Bila digunakan pendekatan lain yang mendasari suatau definisi keilmuan, maka sebaiknya
definisi K3 harus mencakup :
a. Body of Knowledge
b. Methodology
c. Goal and Objective

Dengan menggunakan pendekatan ini maka definisi yang dikemukakan oleh ILO/WHO perlu
disempurnakan dengan memasukkan aspek body of knowledge seperti yang tercantum
dalam definisi K3 menurut OSHA. Unsur metodologi yang dimiliki oleh suatu keilmuan
sebaiknya jelas secara ekplisit terlihat pada definisi. Untuk definisi K3 dari ILO/WHO katakata
promotion, prevention, protection, and maintenanance dapat kita katakan sebagai
metode yang dikembangkan dalam keilmuan tersebut.
Sedangkan untuk aspek goal dan objective suatu keilmuan terlihat jelas pada definisi K3
yang dikeluarkan oleh ILO/WHO meskipun belum mencakup semua aspek K3 yaitu aspek
keselamatan dan kesehatan. Khusus untuk definisi K3 menurut WHO hanya aspek
kesehatan yang terlihat jelas sebagai goal dan objektif dari keilmuan K3

II. Sejarah perkembangan K3

Sejarah perkembangan K3 mulai dari zaman pra-sejarah sampai dengan zaman modern
sekarang secara ringkas adalah sebagai berikut :

a. Zaman Pra-Sejarah
Pada zaman batu dan goa (Paleolithic dan Neolithic) dimana manusia yang hidup pada
zaman ini telah mulai membuat kapak dan tombak yang mudah untuk digunakan serta
tidak membahayakan bagi mereka saat digunakan. Disain tombak dan kapak yang
mereka buat umumnya mempunyai bentuk yang lebh besar proporsinya pada mata kapak
atau ujung tombak. Hal ini adalah untuk menggunakan kapak atau tombak tersebut tidak
memerlukan tenaga yang besar karena dengan sedikit ayunan momentum yang
dihasilkan cukup besar. Disain yang mengecil pada pegangan dimaksudkan untuk tidak
membahayakan bagi pemakai saat mengayunkan kapak tersebut.
b. Zaman Bangsa Babylonia (Dinasti Summeria) di Irak
Pada era ini masyarakat sudah mencoba membuat sarung kapak agar aman dan tidak
membahayakan bagi orang yang membawanya. Pada masa ini masyarakat sudah
mengenal berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membantu pekerjaan
mereka. Dan semakin berkembang setelah ditemukannya tembaga dan suasa sekitar
3000-2500 BC. Pada tahun 3400 BC masyarakat sudah mengenal konstruksi dengan
menggunakan batubata yang dibuat proses pengeringan oleh sinar matahari. Pada era ini
masyarakat sudah membangunan saluran air dari batu sebagai fasilitas sanitasi.

Pada tahun 2000 BC muncul suatu peraturan “Hammurabi” yang menjadi dasar adanya
kompensasi asuransi bagi pekerja.
c. Zaman Mesir Kuno
Pada masa ini terutama pada masa berkuasanya Fir’aun banyak sekali dilakukan
pekerjaan-pekerjaan raksasa yang melibatkan banyak orang sebagai tenaga kerja. Pada
tahun 1500 BC khususnya pada masa Raja Ramses II dilakukan pekerjaan
pembangunan terusan dari Mediterania ke Laut Merah. Disamping itu Raja Ramses II
juga meminta para pekerja untuk membangun “temple” Rameuseum. Untuk menjaga
agar pekerjaannya lancar Raja Ramses II menyediakan tabib serta pelayan untuk
menjaga kesehatan para pekerjanya.
d. Zaman Yunani Kuno
Pada zaman romawi kuno tokoh yang paling terkenal adalah Hippocrates. Hippocrates
berhasil menemukan adanya penyakit tetanus pada awak kapal yang ditumpanginya.
e. Zaman Romawi
Para ahli seperti Lecretius, Martial, dan Vritivius mulai memperkenalkan adanya
gangguan kesehatan yang diakibatkan karena adanya paparan bahan-bahan toksik dari
lingkungan kerja seperti timbal dan sulfur. Pada masa pemerintahan Jendral Aleksander
Yang Agung sudah dilakukan pelayanan kesehatan bagi angkatan perang.
f. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan sudah diberlakukan pembayaran terhadap pekerja yang
mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan cacat atau meninggal. Masyarakat
pekerja sudah mengenal akan bahaya vapour di lingkungan kerja sehingga disyaratkan
bagi pekerja yang bekerja pada lingkungan yang mengandung vapour harus
menggunakan masker.
g. Abad ke-16
Salah satu tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Phillipus Aureolus Theophrastus
Bombastus von Hoheinheim atau yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Paracelsus mulai memperkenalkan penyakit-penyakit akibat kerja terutama yang dialamai
oleh pekerja tambang. Pada era ini seorang ahli yang bernama Agricola dalam bukunya
De Re Metallica bahkan sudah mulai melakukan upaya pengendalian bahaya timbal di
pertambangan dengan menerapkan prinsip ventilasi.
h. Abad ke-18
Pada masa ini ada seorang ahli bernama Bernardino Ramazzini (1664 – 1714) dari
Universitas Modena di Italia, menulis dalam bukunya yang terkenal : Discourse on the
diseases of workers, (buku klasik ini masih sering dijadikan referensi oleh para ahli K3
sampai sekarang). Ramazzini melihat bahwa dokter-dokter pada masa itu jarang yang
melihat hubungan antara pekerjaan dan penyakit, sehingga ada kalimat yang selalu
diingat pada saat dia mendiagnosa seseorang yaitu “ What is Your occupation ?”.
ramazzini melihat bahwa ada dua faktor besar yang menyebabkan penyakit akibat kerja,
yaitu bahaya yang ada dalam bahan-bahan yang digunakan ketika bekerja dan adanya
gerakan-gerakan janggal yang dilakukan oleh para pekerja ketika bekerja (ergonomic
factors).
i. Era Revolusi Industri (Traditional Industrialization)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah :
1. Penggantian tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru
ditemukan sebagai sumber energi.
2. Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
3. Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya
bidang industri kimia dan logam).
4. Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya
industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
5. Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.
j. Era Industrialisasi (Modern Idustrialization)
Sejak era revolusi industri di ata samapai dengan pertengahan abad 20 maka penggnaan
teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.
Perkembangan pembuatan alat pelindung diri, safety devices. dan interlock dan alat-alat
pengaman lainnya juga turut berkembang.
k. Era Manajemen dan Manjemen K3
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekaran.
Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebabpenyebab
kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe act)
dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).
Pada era ini berkembang system automasi pada pekerjaan untuk mengatasi maslah
sulitnya melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun system otomasi
menimbulkan masalah-masalah manusiawi yang akhirnya berdampak kepada kelancaran
pekerjaan karena adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing
unit pekerjaan.
Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada tahun
1972 mengemukakan teori Loss Causation Model yang menyatakan bahwa factor
manajemen merupakan latar belakang penyebab yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan.
Berdasarkan perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun
1984, akhirnya pada akhir abad 20 berkembanglah suatu konsep keterpaduan system
manajemen K3 yang berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber
daya. Keterpaduan semua unit-unit kerja seperti safety, health dan masalah lingkungan
dalam suatu system manajemen juga menuntut adanya kualitas yang terjamin baik dari
aspek input proses dan output. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya standar-standar
internasional seperti ISO 9000, ISO 14000 dan ISO 18000.
l. Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada
permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan
K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas.
Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan lebih
bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan hak asazi
manusia demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu saja lebih bayak
berorientasi kepada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek
K3.